Wednesday, 20 January 2016

Gabriel Krado : Rawan Dikorupsi, Dana Pengungsi Egon Terancam

Terkait dengan potensi bencana dan rekomendasi Badan Geologi, warga Desa Egon Gahar yang berjumlah sekitar 1.424 jiwa (287 KK) untuk dievakuasi ke lokasi yang aman. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sika menyiapkan Kantor Camat Mapitara dan Pasar Natakoli sebagai tempat evakuasi - maumere 17 Januari 2016
Rensiana, salah satu warga Welin Watut, Desa Egon Gahar yang diungsikan ke Kantor Camat Mapitara karena status GA Egon sudah Siaga Level III. Minggu [17/01] pagi tadi, evakuasi dipimpin Wakil Bupati Sikka Drs. Paolus Nong Susar.(SUMBER FOTO : GELORA SIKKA)

Rawan Korupsi

MOKE.COM-Maumere, Indonesia populer dengan berita korupsi yang melibatkan pejabat, latar belakang kasusnya sangat beragam. Dari proyek pengadaan kitab Suci hingga urusan buang hajad. Semua bisa saja terjadi Jika ada kesempatan.

Kita sering membaca berita di media terkait korupsi Dana Bantuan Bagi Pengungsi Rokatenda, dikabarkan kasus itu telah menyeret beberapa nama pejabat sikka sebagai tersangka, hingga kini belum jelas perkembangan kasus tersebut. 

Dana Pengungsi Egon Terancam

Bencana membawa duka kadang juga membawa berkah bagi oknum-oknum tertentu. Bencana juga mengundang perhatian banyak pihak, dana dari berbagai sumber disalurkan untuk para korban bencana.

Dengan berkaca pada kasus rokatenda tersebut diatas, saya meminta semua pihak untuk mengawasi aliran dana tersebut.
Kita tidak boleh kecolongan untuk yang kesekian kalinya, semua unsur baik Pemerintah, DPRD, lembaga2 yang berkepentingan dengan dukungan masyarakat harus mampu mencegah penyelewengan dana bagi para korban bencana. 

Tingkatkan Kewaspadaan 

Korupsi ini dilakukan terutama untuk mempertahankan hidup dalam situasi yang sulit karena gaji tidak mencukupi. Bisa juga korupsi ini dilakukan untuk menutupi biaya operasional penyelenggaraan negara atau penegakan hukum yang sangat kecil.

Orang yang sangat baik integritasnya pun akan berubah menjadi rendah integritasnya di dalam sistem yang buruk ini.Dengan sistem re- krutmen dan promosi yang masih dipengaruhi korupsi,kolusi,dan nepotisme (KKN) atau dengan remunerasi dan biaya operasional yang kecil, misalnya, amatlah sulit seseorang mempertahankan integritas. Seorang pejabat publik akan menghadapi situasi bagaikan buah simalakama.

Artikel saya ini bertujuan untuk mengajak semua pihak waspada sebelum kasus itu benar-benar terjadi dan kita semua menyesal. sayang semua itu terlambat. kita harus mencegah lebih dini.

Gabriel Krado

Makassar, 21 Januri 2016
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Berbagai profesi tentunya punya permasalahan yang sama secara kualitas. Tak terkecuali ia seorang pedagang, pengacara, jaksa, hakim, dokter, pengusaha, polisi, tentara, dukun, tukang ojek, tukang becak, pengemis, guru dan lain sebagainya. Bahkan pendemo sekali pun. Intinya, itulah yang saya maksudkan. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mendambakan suatu kelompok yang berani teriak soal korupsi bukan karena iri karena tidak memiliki kesempatan yang sama, tetapi karena benar-benar jijik terhadap perbuatan korupsi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/medypsargo/cara-mencegah-korupsi_552e58ef6ea834bc4f8b456b
Comments
0 Comments

0 komentar:

"Lemer Watu Ita Mogat,Blawak Papan Hama-hama, Epan Gawan Mogam sawen, Ama Pu Benjer Maumere-Gabriel Krado".