Prabowo dan Jokowi kompak satu suara soal DPR tandingan
Sabtu, 1 November 2014
Konstelasi politik di parlemen terus memanas. Penyebabnya, Koalisi Merah Putih kembali menyapu bersih posisi penting di parlemen.
Jika sebelumnya koalisi pendukung Prabowo-Hatta itu berhasil menguasai kursi pimpinan DPR dan MPR, kali ini KMP berhasil menyapu bersih pimpinan komisi dan alat kelengkapan di DPR.
Hal itu mengakibatkan kekecewaan di kubu parpol Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Koalisi pendukung Jokowi-JK ini tak terima tak mendapat posisi sama sekali di komisi dan alat kelengkapan DPR.
Mereka kemudian melakukan manuver membuat pemilihan pimpinan DPR, komisi dan alat kelengkapan DPR tandingan. Mereka terdiri dari anggota Fraksi PDI Perjuangan, F-PKB, F-NasDem, F-Hanura, dan F-PPP.
Rapat itu berisi celetukan dan penuh sindiran kepada Koalisi Merah Putih (KMP). Rencananya mereka akan kembali menggelar rapat Senin mendatang untuk memutuskan siapa saja pimpinan DPR tandingan.
Manuver yang dilakukan para pendukung di parlemen akhirnya membuat Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto angkat bicara.
Keduanya kompak tak sepakat ada DPR tandingan. Jokowi meminta semua pihak menahan diri. Lebih baik seluruh pihak, baik KIH maupun KMP sama-sama menjaga persatuan dan kesatuan.
"Ya akan lebih baik kalau kita ini bersatu, akan lebih baik kita ini jaga persatuan dan kesatuan," singkat Jokowi usai salat Jumat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/10).
Menurut Jokowi, persatuan itu penting karena sikap yang diambil para pemimpin negeri akan dicontoh oleh rakyat.
"(Menjaga persatuan) Akan dicontoh oleh rakyat," tutupnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Mantan capres di pilpres 2014 ini mengecam manuver DPR tandingan yang dilakukan fraksi parpol pendukung Jokowi-JK di DPR.
Menurutnya, DPR tandingan adalah bentuk ketidakdewasaan dalam berpolitik. Selain itu, DPR tandingan sangat merugikan bangsa.
"DPR tandingan adalah bentuk ketidakdewasaan, tidak ada itu tanding-tandingan. Ini sangat merugikan bangsa. Coba kamu cek undang-undang, nggak ada itu DPR tandingan," kata Prabowo saat ditemui sesuai mengikuti Muktamar PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (30/10).
Sumber : www.merdeka.com
Konstelasi politik di parlemen terus memanas. Penyebabnya, Koalisi Merah Putih kembali menyapu bersih posisi penting di parlemen.
Jika sebelumnya koalisi pendukung Prabowo-Hatta itu berhasil menguasai kursi pimpinan DPR dan MPR, kali ini KMP berhasil menyapu bersih pimpinan komisi dan alat kelengkapan di DPR.
Hal itu mengakibatkan kekecewaan di kubu parpol Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Koalisi pendukung Jokowi-JK ini tak terima tak mendapat posisi sama sekali di komisi dan alat kelengkapan DPR.
Mereka kemudian melakukan manuver membuat pemilihan pimpinan DPR, komisi dan alat kelengkapan DPR tandingan. Mereka terdiri dari anggota Fraksi PDI Perjuangan, F-PKB, F-NasDem, F-Hanura, dan F-PPP.
Rapat itu berisi celetukan dan penuh sindiran kepada Koalisi Merah Putih (KMP). Rencananya mereka akan kembali menggelar rapat Senin mendatang untuk memutuskan siapa saja pimpinan DPR tandingan.
Manuver yang dilakukan para pendukung di parlemen akhirnya membuat Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto angkat bicara.
Keduanya kompak tak sepakat ada DPR tandingan. Jokowi meminta semua pihak menahan diri. Lebih baik seluruh pihak, baik KIH maupun KMP sama-sama menjaga persatuan dan kesatuan.
"Ya akan lebih baik kalau kita ini bersatu, akan lebih baik kita ini jaga persatuan dan kesatuan," singkat Jokowi usai salat Jumat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/10).
Menurut Jokowi, persatuan itu penting karena sikap yang diambil para pemimpin negeri akan dicontoh oleh rakyat.
"(Menjaga persatuan) Akan dicontoh oleh rakyat," tutupnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Mantan capres di pilpres 2014 ini mengecam manuver DPR tandingan yang dilakukan fraksi parpol pendukung Jokowi-JK di DPR.
Menurutnya, DPR tandingan adalah bentuk ketidakdewasaan dalam berpolitik. Selain itu, DPR tandingan sangat merugikan bangsa.
"DPR tandingan adalah bentuk ketidakdewasaan, tidak ada itu tanding-tandingan. Ini sangat merugikan bangsa. Coba kamu cek undang-undang, nggak ada itu DPR tandingan," kata Prabowo saat ditemui sesuai mengikuti Muktamar PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (30/10).
Sumber : www.merdeka.com