Saturday, 5 April 2014

1.217 orang di Singapura diterima dalam Gereja Katolik pada Paskah ini


Minggu, 06 April 2014



Pada Paskah tahun ini, 1.217 orang di Singapura akan bergabung dengan Gereja Katolik dan 1.118 orang telah terdaftar mengikuti katekese.


Uskup Agung William Goh dari Singapura mengajak para katekumen untuk memperteguh perjalanan iman mereka dengan berpartisipasi aktif dalam pelayanan dan kelompok-kelompok Gereja.


“Seorang umat Katolik yang sendirian, tanpa bergabung dengan saudara-saudaranya seiman … dia tidak akan bertahan,” kata Uskup Agung Goh.


Upacara Penerimaan bagi mereka yang menjadi Katolik pada Paskah ini diadakan pada 8 Maret di Gereja St. Joseph di Bukit Timah untuk distrik Utara, distrik Barat, dan Gereja Novena.


Pada 6 Maret Upacara Penerimaan lain diadakan untuk distrik Kota, distrik Timur, dan distrik Serangoon, dan pada 16 Maret upacara penerimaan diadakan pada 16 Maret di Gereja St. Fransiskus Assisi.


Tahun ini, para katekumen datang dalam kelompok-kelompok untuk mendaftar diri di Buku Penerimaan, berbentuk gulungan panjang, dan wali baptis dari setiap orang meletakkan tangannya di bahu mereka.


Sebanyak 99 calon (dari Protestan) juga bergabung dalam pelayanan itu dan berpartisipasi dalam upacara yang disebut Call to Continuing Conversion.


Para calon dari Protestan dan calon baptis telah dipersiapkan selama satu tahun atau lebih untuk menerima Sakramen-sakramen Inisiasi (Pembaptisan, Ekaristi, dan Krisma) dengan bergabung dalam berbagai program terkait Upacara Inisiasi Katolik Dewasa (RCIA) di paroki-paroki.


Kini mereka menjalani retret selama masa Prapaskah untuk membantu mereka merefleksikan kehidupan mereka. Umat juga diminta untuk berdoa bagi para baptis baru agar dibebaskan dari godaan dan melindungi para calon baptis untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju baptisan.


Para katekumen dan calon katekumen berbagi sukacita dan kegembiraan setelah upacara itu.


Ng Hui Yin dari Gereja Kristus Raja mengatakan bahwa dia memahami baptisan akan mengubah hidupnya. Dia berniat “untuk terus berdoa” dan melakukan refleksi serius selama masa Prapaskah ini.


Lim Llyod menjelaskan upacara itu sebagai “momen sakral”. Dia mengatakan bahwa upacara itu membantu dia merasa terhubung dengan komunitas Gereja dan “lebih dekat kepada Tuhan”.


Daphne Chua, dari program RCIA di Gereja St. Antonius, mengatakan upacara itu membuatnya merasa “sangat diterima” dalam Gereja.


Sumber: UCA News

Comments
0 Comments

0 komentar:

"Lemer Watu Ita Mogat,Blawak Papan Hama-hama, Epan Gawan Mogam sawen, Ama Pu Benjer Maumere-Gabriel Krado".