Degradasi Moral Mengancam, Pendidikan Karakter Penting bagi Generasi Muda Sikka
Makassar, 15 februari 2014 | Pukul 11.50 Wita
“Banyak orang tahu apa yang baik, berbicara mengenai kebaikan namun melakukan yang sebaliknya”
Menyikapi rentetan kasus amoral yang akhir-akhir ini menyita perhatian publik nian sikka Mulai dari pembunuhan sadis didalam kamar kos, seorang tukang ojek yang terpental didalam kali, anak berusia 8 tahun & remaja 18 tahun yang dinodai oknum, Kasus video seorang ibu guru dan tukang ojek, Pembobolan ATM yang dilakukan oleh wanita.
Kali ini saya tidak ingin menerangkan secara terperinci setiap kejadian diatas, saya hanya mau menyampaikan judulnya saja. Saya Pikir saudara semua suda lebih tahu informasinya secara terperinci. Jangan kaget kerena saya hanya ingin mengulas bagaimana kejadian-kejadian diatas mempengaruhi moralitas masyarakat nian sikka.
Kasus-kasus amoral diatas tentu terdengar kasar, memalukan, menjengkelkan, menimbulkan rasa kebencian dll.Semua tentang Penolakan sontak muncul dari setiap insan khususnya masyarakat maumere. Muda saja memancing amarah bagi setiap insan yang membaca, mendengar atau mengkonsumsi kisahnya.
DEGRADASI MORAL
Rasa bersalah kian pudar, orang lebih muda terbawa dengan keegoisan dan berani melawan norma-norma yang berlaku atau menghilangnya rasa takut terhadapa perbuatan kejahatan.
Degradasi Moral menggambarkan situasi dimana orang tidak lagi terikat pada norma-norma yang berlaku, orang mulai menunjukan sikap melawan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dimana Hukum adat maupun Hukum Negara Bukanlan sesuatu yang perluh di hiraukan. Sungguh Ironis, pemahaman yang menyesatkan.
BAHAYA BAGI GENERASI MUDA SIKKA
Munculnya kasus ini ditenga-tenga kehidupan bermasyarakat tentu tidak luput dari telinga masyarakat, apalagi ade-ade yang masi usia dini. ini sangat tidak pantas dikonsumsi oleh generasi muda. Apalagi bagi setiap keluarga yang tidak mampu mengontrol pergaulan anak-anaknya.
Mereka yang terdidik, mereka yang menjadi panutan dengan mudah melakukan tindakan melawan hukum. secara tidak langsung memberikan pendidikan moral yang tidak baik kepada masyarakat khususnya remaja/anak-anak.
Kita Berharap informasi seperti ini dijauhkan dari telinga-telinga lugu. Biarkan mereka menikmati masanya dalam dunia anak-anak.
Kasus-kasus amoral yang mencuat kepermukaan merupakan bagian kegagalan membentuk karakter indifidu yang mengedepankan perilaku yang beriman. Pendidikan moral kian surut, entah apa yang membuat orang begitu cuek dengan pendidikan moral. Saya kira ini menjadi perhatian serius bagi kita semua. Harus ada kerjasama dari pemerintah dan masyarakat untuk melindungi generasi muda sikka dari ancaman degradasi moral.
PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MELENGKAPI KEHIDUPAN
“Banyak orang tahu apa yang baik, berbicara mengenai kebaikan namun melakukan yang sebaliknya”
Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.
Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi. Mudah ya, penjelasan ini.
Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.
Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.
Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.
Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki KONTROL PENUH atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.
Jadikan kasus-kasus di atas menjadi sebuah pembelajaran dan warning bagi diri kita sendiri untuk bijak dalam menentukan segala keputusan hati. sehingga kemudian tidak merugikan diri kita maupun orang lain.
Makassar, 15 februari 2014
Gabriel Krado