Kumpulan Puisi Oleh Paskalis Pasdan
Kumpulan Puisi Oleh Paskalis Pasdan
PASCKALIS+PASDAN.jpg
(Tolak HUKUMAN MATI!!!...)
~ Akhir Nafas di Ujung Belati ~
Bagaikan sangkakala berbunyi tiga kali
Tat kala vonis mati tergebrak palu di meja hijau di akhiri
Serempak burung bangkai bernyanyi riang di udara menari
Meliuk membidik tubuh yang sebentar lagi 'kan menjadi bangkai
Lonceng kematianpun berdentang nyaring tiada henti
Memacu jantung berdegup darah-cemas dalam nadi
Mengiring tubuh yang yang bergetar pilu menanti
Akan nafas terakhir yang akan segera tiba di ujung belati
Dalam bisu sang Eksekutor bersiaga kini
Manarik simpul yang melilit di ujung tali
Malaikat pencabut nyawapun dalam tanya hindar menepi
Menyaksikan anak Adam saling membantai keji
"Mungkinkah ini sebuah Solusi....?!!!"
#PaskalisPasdan, Maumere 27 Maret 2014#
(Warna-Warni Nian Sikka....)
~ Ujung Senja di Pulau Pangabatang ~
Semilir angin berhembus perlahan dalam bayang
Bercumbu mesra di pucuk akasia menjulang
Meliuk melambai menyapa setiap yang datang
Merengkuh nikmat di gugusan Pulau Nian Sikka indah terkenang
Di atas sampan dayung dikayuh dalam riang
Berdendang kecil bersiul penghibur hati nan senang
Meliuk perahu berujung hulu menuju laut biru nan tenang Secepat ingin menepi di Pantai Pasir Putih membentang
Saat kaki berlari kecil meniti tapak dengan hati riang
Menyapa lembut kepada setiap yang datang bertandang
Walau engkau terlupakan dalam bayang
Namun Petualang Sejatilah engkau selalu dikenang
Senja itu pun berlalu dengan tenang
Meninggalkan seribu kesan tercengang
Banyak nian yang berdecak kagum memandang
Engkau-lah Gugusan Pulau Pangabatang
#PaskalisPasdan, Maumere, 22 Maret 2014
...Syair Sukma...)
♡Ada Pelangi di atas Nian Sikka♡
Buka......
Ya ku-buka mata menatap mentari pagi menyinsing menyapa
Di dalam 'kabin' ku-lihat laut biru berwarna
Mengitar darat menopang Rokatenda angkuh bergaya
Menyembur asap berderu mesin 'jet' menuju Bandara Frans Seda
Buka......
Ya ku-buka pintu-hati menyapa Nian Sikka
Di atas udara merah-kuning-jingga berwarni warna
Menghias indah di Persada Sukma di penghujung musim hujan mereda
Menyongsong kemarau yang telah dekat di beranda
Buka.......
Ya ku-buka pintu 'kabin' ku-ayunkan langkah menapak pijak pertama
Segala rasa datang menghampir membawa stigma di mata
Tengadah aku menatap langit biru menyapa
Ku-lihat ada Pelangi di atas Nian Sikka tercinta
#PaskalisPasdan, Maumere, Maret 2014#
(Syair Harapan...)
~Penantian Di Ujung Mata~
(D.O.B Kota MAUMERE)
Terpesona aku menatap merah jambu di cakrawala
Beriring mega lembut-putih bak salju menghampar angkasa
Berarak di atas nirwana indah Nian Sikka tercinta
Membuka tabir penantian akan Bintang Timur segera tiba
Di ujung mata ku-lihat sinar itu kian nyata Di Tana Alok terang membias di antara asa Membentuk harapan yang tiada terucap dalam kata Merajut impian yang terpendam lama 'kan berubah fakta
Alunan sinfoni malam semakin membahana
Bersama suara alam menabuh genderang penantian yang tak tertahan di dada
Sekilas teringat akan Firman Tuhan ber-Sabda
Segala sesuatu 'kan Indah pada waktunya tiba
#PaskalisPasdan, Yogya 07 Maret 2014#
(Syair Pilu...)
=Jeritan! Pembantu Rumah Tangga=
Terperangkap aku dalam tembok nestapa
Yang semula tak ku-duga 'kan jadi petaka
Ku-datang dengan secuil asa di dada
Namun seribu siksa meradang menerjang raga
Tat kala Azan subuh berkumandang tiba
Terjaga aku dalam kantuk bergelayut mata
Sekilas aku bergumul dalam sibuk tiada reda
Sepintas senja pun berlalu berganti malam menyapa
Bilur-bilur siksa kini semakin mendera
Terbangun aku dalam raga lunglai menimpa
Mulut kelu mata nanar saat ku-ingin berkata
"Di mana Hati-Nurani-mu Saudara?!!
#PaskalisPasdan, Yogya 05 Maret 2014#
(Syair Anak Perantauan...)
♥YOGYA-MAUMERE, Dalam Balada Kalbu♥
Di Tugu Yogya ku-lantunkan nada kalbu
Di malam itu di Rabu Klowon aku me-lagu
Suara gitar-ku mengalun di antara deru dan debu
Dari abu vulkanik Gunung Kelud yang masih tersisa itu
Dengan irama sendu ku-ucap kata rindu
Antara Yogya-Maumere simfoni merdu mendayu
Dari lembah Merapi ke puncak Mapitara menyatu
Menabur melodi indah di hamparan Taman Teka Iku
Di Malioboro gita rinduku kian syahdu
Perlahan terhembus melayang oleh Sang Bayu
Terangkai indah di atas langit biru
Mencipta pelangi membusur tepat di atas Lapangan Kota Baru
Kini dawai gitar-ku berdenting melaju
Serenteng nada indah terus berpacu
Deru dan debu pasti berlalu
Namun Balada rindu-ku 'kan terpatri selalu
#PaskalisPasdan, Yogya 28 Februari 2014#
"..Memilih dengan Hati...'
~CALEG Kentut!!!~
Tut Tut Tut Tuuuttt
Sekilas, lewat mobil butut
Di atas, cuma Si Sariawan berbuntut
Semakin jauh, kian kebut
Si Sariawan berbuntut, memilih GOLPUT!
Tut Tut Tut Tuuuttt
Hati-hati!, PILEG tak patut
Nanti di dalam sidang, dengkurnya akut
Sampai tak sadar, terkentut-kentut
Di depan istri, ia berlutut
Karena galau, ia tetap terkentut-kentut
Tut Tut Tut Tuuuttt
Wahai Saudara!, janganlah GOLPUT!!
Jangan seperti, Si Sariawan berbuntut
Kar'na masih ada, CALEG yang patut
Dalam Doa-nya, kita disebut
Di dalam sidang, aspirasi kita di'blutut'
Tidak seperti, Si Otak butut
Di dalam sidang, hanya kentut!!!
(#Paskalis Pasdan, Yogya, 26 Februari 2014)
PUISI BY PASCKALIS PASDAN
(Puisi Kreasi...)
~MAUMERE MANISE~
(M)erilis angan di malam kela(M)
(A)kan tanah terlahir sukm(A)
(U)jud Doa di dalam kalb(U)
(M)enilas cerita dulu terpenda(M)
(E)lok alam-mu bukan reklam(E)
(R)asa ingin pulang sebenta(R)
(E)ngkau Persada-ku Maumer(E)
(M)alam kini kian kela(M)
(A)ku ber-Doa dalam as(A)
(N)arasi indah cipta perlaha(N)
(I)ngin engkau ter-Berkat(I)
(S)enantiasa tak ada bata(S)
(E)ngkau Maumere Manis(E)
#PaskalisPasdan, Yogya, Februari 2014
~Balada Sunyi Sinabung~
Genderang alam mulai ditabuh
Melepaskan nada-nada duri mencekam
Setiap makhluk pun merangkak dalam irama mendekam
Meniti tapak di tepi asa nan kelam
Genderang itu kian di tabuh
Bersisi lirih di garis nestapa mendalam
Beriak gelombang derita melebam
Mencabut akar kehidupan yang telah lama tertanam
Melampiaskan amarah sunyi terpedam
Memasuki rona gulita bak gelapnya malam
Genderang itu semakin ditabuh
Tak menyurutkan langkah mereka yang awam
Dengan niat ingin menyampaikan fakta ke alam
Menorehkan kata nyata di atas kalam
Namun terbuai kekal dalam balada sunyi Sinabung mencengkeram
(Untuk Para Relawan yang GUGUR akibat Erupsi Gunung Sinabung)
PaskalisPasdan , Yogya- Februari 2014
=Ku Bunuh Kau Koruptor Tengik!!!=
'Kan ku angkat gada- syairku
Ku ayun dan ku hujam tepat di jidat tebalmu
Membentur tembus ke batok kepalamu
Menghancur!
Menghamburkan otak bejatmu di atas panggung sandiwaramu itu
'Kan ku cabut pedang- pujanggaku
Cepat ku hunus lurus ke dadamu
Menusuk!
Mencongkel hatimu yang sudah tak ber-'darah' itu
Kar'na termakan belatung yang kian membusuk
Sebusuk mulut besarmu yang gemar berkoar
Memamerkan gigi kuningmu yang tak pernah digosok itu
'Kan ku ambil sangkur-penaku
Ku torehkan kalimat di atas perut buncitmu
Yang berisikan segempok uang rakyat di lambung rusakmu
Kar'na telah lama termakan zat asam tinggi itu
'Kan ku angkat gada-syairku
'Kan ku cabut pedang-pujanggaku
'Kan ku ambil sangkur-penaku
"Ku bunuh kau Koruptor tengik!!!"
(Paskalis Pasdan, Yogya-Januari 2014)
========================================================================
(PERTIWI Menangis!!!....)
=Mungkinkah Hati Mereka Mencair=
Sekejap Jagad terperangah tertampar petir
Gunung-gunung pun mengerang ganas melontarkan lahar cair
Membumbung bersama debu panas ke ujung langit berair
Sekilas terlontar jatuh bak badai peluru tajam berujung syair
Menorehkan kata protes! di atas Persada sembari mencibir
Melihat tingkah nista dari Penjilat Bangsa! yang kian bergelambir
Bumi kini berontak seperti tak ada kata akhir
Menatap Pertiwi yang menangis berair-matakan mata air
Menghanyut-tenggelamkan insan tak berdosa yang terpinggir
Akibat ulah bejat! dari orang yang segelintir
Angkara kini semakin mencabik Persada sampai ke titik nadir
Menggores duka yang mendalam dari Anak Bangsa yang tak berujung akhir
Pertiwi pun kian menangisemenangis meratap lewat syair
Mungkinkah hati mereka mencair?!!
(Paskalis Pasdan, Yogya, Januari 2014)
"Turut Berduka cita atas Musibah Banjir dan Letusan Gunung Api yang menimpa Saudara2 kita se-Tanah Air..."